PI (Perhimpunan Indonesia) adalah sebuah asosiasi politik untuk mahasiswa Indonesia di Belanda dan paling dulu mengusung agenda nasionalis secara terang-terangan. Meskipun kecil, PI memiliki dampak yang besar pada pergerakan nasionalis di Indonesia. Anggotanya yang paling terkemuka adalah Mohammad Hatta, yang kemudian menjadi wakil presiden pertama di Indonesia.
Banyak anggota PI yang melakukan perlawanan terhadap Nazi selama Perang Dunia Kedua. Dalam manifesto ini, yang sebenarnya tertanggal 5 Mei 1945, hari ketika Belanda secara resmi dibebaskan, PI menyerukan kepada Belanda untuk membebaskan Indonesia dan “enam puluh lima juta rakyat[nya yang] masih dikekang oleh penindasan barbarisme Jepang.” Mengacu pada “hubungan bersejarah antara Belanda dan Indonesia”, PI menyerukan kepada Belanda: “Dukung perjuangan kami untuk membebaskan diri dari Jepang! Bantu kami menegakkan Demokrasi di Indonesia!” Teks tersebut berhubungan erat dengan posisi politik — meskipun dalam formulasi yang moderat: “Hanya setelah Indonesia menjadi anggota independen Kerajaan Belanda dengan kedudukan yang setara, masa depan Indonesia dan Belanda akan terjamin”.
‘Manifest der Perhimpunan Indonesia’. Belanda, 5 Mei 1945. Stensil. Or. 26.999-8.