“Ekstrimis yang ditangkap” (Gevangen extrimisten) tulis serdadu Belanda, Piet Groot, di foto ini yang ia tempel di albumnya. Tentara Indonesia dipandang oleh militer Belanda sebagai 'ekstremis' dan juga sering disebut 'teroris'. Gagasan di balik penggunaan istilah ini oleh Belanda adalah untuk melegitimasi perjuangan melawan musuh di Indonesia. Kata "peloppers" dalam bahasa Indonesia yang tertulis di bawah foto kedua berasal dari bahasa Belanda, "voorloper", yang berarti "pelopor". Tentara Indonesia menyebut rekan pejuang yang bertempur di daerah-daerah yang di bawah kendali Belanda sebagai pelopor. Banyak orang Belanda yang tidak mengetahui perbedaan antara prajurit yang bertempur di garis depan dengan pasukan Indonesia lainnya, sehingga istilah ini sering salah digunakan untuk menyebut semua pejuang Indonesia, tentunya dengan nada yang negatif.
Prajurit Indonesia yang Ditangkap. Jawa, c. 1947. Foto diambil oleh W.M. van der Leeuw. Or. 27.764, album 2, halaman 16.
Prajurit Indonesia yang Ditangkap. Jawa, c. 1947. Foto diambil oleh Piet Groot. Or. 28.046, halaman 32.