4.4 Perselisihan Internal (wawancara)

< >

Description

R. dari Jawa menerima pelatihan militer dari Jepang setelah mereka menduduki Hindia Belanda. Setelah Jepang menyerah, revolusi pecah di Indonesia. R. dan kawan-kawannya membentuk satuan tempur menggunakan senjata Jepang. Satuan tersebut menjadi bagian dari Tentara Nasional Republik Indonesia, TNI. Namun, kekuatan militer Indonesia lainnya juga berjuang untuk memegang kendali nusantara. Pada tanggal 18 September 1948, tentara dari partai komunis PKI memulai pemberontakan bersama dengan simpatisan di TNI di kota Madiun, yang pada saat itu dikuasai oleh Republik. Cara TNI menumpas pemberontakan dengan tanpa ampun meyakinkan Amerika Serikat bahwa Republik dapat menjadi sekutu dalam perjuangan global melawan komunisme. Hal ini menjadikan pemberontakan di Madiun sebagai titik balik penting dalam perang di Indonesia. R. berbicara tentang perlakuan brutal terhadap tentara komunis, sebuah kenangan menyakitkan yang terus menghantuinya.

Wawancara dengan R. SMGI 1722.2 (11), 2001.

Mahasiswa komunis Indonesia dengan spanduk. Dekat Tasikmalaya, tanggal tidak diketahui. Juru Foto tidak dikenal. DH 1691 (45).

Transkripsi
I: “Ketika Anda melihat anggota TNI membunuh anggota TNI lainnya juga anggota PKI, sehingga tidak jelas mana teman dan mana lawan, dan siapa yang membela apa. Bagaimana perasaan Anda mengenai hal itu?”

A: “Mereka ada di pihak PKI. Mereka salah. Mereka seharusnya tidak melakukan itu. Mereka salah. Mereka ditangkap dan ditembak mati. Mereka menyerah. Namun sebelum ditembak, mereka ditikam dengan bayonet. Oh.”

I: “Lalu mereka ditembak?”

J: “Ya. Saya menyaksikannya!"

I: “Anda menyaksikannya, lalu Anda melanjutkan serangan kembali?”

J: “Ya. [Diam] Tidak baik mengingatnya lagi.”

I: “Apakah Anda sering mengingatnya kembali?"

A: “Ya. Saya tidak bisa melupakannya begitu saja. Tidak mungkin. Bagaimana saat mereka berteriak, saat mereka ditikam dengan bayonet. Tidak bisa. Terkadang orang mengatakan 'Dia hanya mengada-ada!' ketika mereka mendengar teriakan itu. 'Entahlah apakah itu benar?' Tapi saya melihatnya sendiri! Saya beri tahu Anda, TNI menikam mereka dengan bayonet.”