Kapal di Terusan Suez

< >

Description

Sejak pembukaan Terusan Suez pada 1869 dan perkembangan kapal uap, hubungan antara Belanda dan Hindia Belanda menjadi lebih kuat. Selat Malaka juga menjadi jalur laut yang lebih penting. Pada 1871 Belanda dan Inggris menandatangani kesepakatan bahwa Belanda memiliki kebebasan untuk bertindak di Aceh. Sejak 1873 Belanda mencoba menguasai Aceh tetapi tanpa hasil. Snouck yakin bahwa bagian penting pekerjaannya di Hindia Belanda akan berlangsung di Aceh. Yang jelas, Islam memainkan peran penting dalam perlawanan orang-orang Aceh menghadapi kehadiran Belanda di wilayah Aceh. Namun, Gubernur militer Aceh, Jenderal Henri van Teijn, sangat berkeberatan terhadap datangnya Snouck. Oleh karena itu, untuk sementara Snouck memusatkan pekerjaannya di Jawa.

Zangaki, Dalam perjalanan ke Hindia melalui Terusan Suez, sekitar tahun 1889, inv.nr. KITLV 377444, dalam album KITLV A496