Di tahun-tahun terakhir Snouck di Hindia Belanda dia menikah dengan Siti Sadijah, yang juga dipanggil ‘Buah’. Dia adalah putri kalipah, pengganti penghulu kepala Bandung Haji Moehamad Soe’eb, yang di lingkungannya lebih dikenal sebagai ‘Kalipah Apo’. Dia menyebut Buah ‘mijn geliefde Soendanese prinses’ (putri Sunda tercinta saya). Pada Januari 1905 mereka dikaruniai seorang putra, Joesoef. Ketika Snouck berangkat ke Belanda, dia meninggalkan anak-anaknya di Jawa. Dia mengasuransikan semua anaknya sehingga mereka akan menerima tunjangan bulanan mulai umur 21 tahun.
Potret keluarga Snouck dari kiri ke kanan: Ibrahim, Aminah, Emah, dan Oemar, dan di bagian depan: Lasmita Koesoema dan Buah dengan Joesoef, 1906-1907, koleksi keturunan Snouck Hurgronje di Indonesia, Bandung