Pada 1930 di Bandung putra Snouck, Joesoef, menikah dengan putri bupati Bandung, Madeleine Wiranatakoesoema. Kabar pernikahan itu adalah satu dari sedikit berita baik yang sampai kepada Snouck dari Hindia Belanda setelah Perang Dunia Pertama. Karya agung yang sebelumnya dikerjakan Snouck di Hindia semakin menua tanpa ada sesuatu yang positif menggantikannya. Snouck sangat menyadari hal ini. Demikianlah, penaklukan Aceh tidak diikuti oleh pasifikasi wilayah secara benar oleh pemerintahan kolonial yang kompeten, dan orang-orang Belanda tetap dibenci. Para pemimpin politik Indonesia mulai lebih lanjut memperjuangkan kemerdekaan negara mereka. Sebagai reaksi, Snouck mengimbau agar pendudukan kolonial di Hindia Belanda secepat mungkin diakhiri, tetapi hanya sedikit orang di Belanda yang memahaminya.
Pernikahan putra Snouck, Joesoef, dengan Madeleine Wiranatakoesoema, 1930, koleksi keturunan Snouck Hurgronje di Indonesia, Bandung