Ilmuwan dan kritikus di Leiden

Pada 1906 Snouck dikukuhkan menjadi guru besar Arab di Universitas Leiden. Dia juga menjadi penasihat kementerian Urusan Tanah Jajahan, yang dengan cara itu penghasilannya tidak menurun. Dia tetap membuat kesan yang luar biasa selama sisa hidupnya dengan pengetahuannya yang fenomenal tentang Islam, dunia Arab, dan masyarakat-masyarakat di Hindia Belanda. Fungsi pemerintahan, nasihat resmi, pendidikan akademis, dan upaya meyakinkan para pemikir, politisi, dan pejabat pemerintahan kolonial Belanda tentang gagasan-gagasannya bagaimana pemerintahan Hindia Belanda sebaiknya ditata, menuntut semua perhatian. Seperti banyak orang lainnya, visi Snouck tentang dunia berubah akibat kekejaman Perang

 

Dunia Pertama. Dia semakin lama semakin yakin akan nilai bentuk pemerintahan yang demokratis dan, karena perang dan nasionalisme yang juga membuat rekan-rekannya di luar negeri menjadi korban, dia kehilangan semua kepercayaan pada keunggulan peradaban Eropa. Dampaknya, sesudah perang dia tidak lagi memperjuangkan asosiasi antara elite Indonesia dengan budaya Belanda, dan pembentukan satu bangsa dengan orang-orang Belanda Barat dan Belanda Timur. Memberikan Hindia Belanda otonomi sebesar mungkin dalam kombinasi dengan bentuk pemerintahan yang demokratis, sekarang menjadi tujuannya.